Turki dilanda kekacauan politik setelah penangkapan Ekrem Imamoglu, Wali Kota Istanbul dan rival utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, pada 25 Maret 2025. Penangkapan ini terjadi menjelang pemilu Turki, memicu protes besar-besaran dan kerusuhan di berbagai kota di seluruh negeri. Meskipun alasan resmi penangkapan belum diumumkan, banyak pihak menduga langkah ini bertujuan untuk melemahkan oposisi di tengah persaingan politik yang semakin ketat. Aparat keamanan Turki melakukan penangkapan yang menyebabkan ribuan pendukung Imamoglu turun ke jalan, meningkatkan ketegangan politik di Turki dan menarik perhatian internasional terhadap praktik demokrasi dan kebebasan politik di negara tersebut.
Penangkapan Ekrem Imamoglu dilakukan secara tiba-tiba oleh aparat keamanan di Istanbul. Tidak lama setelah berita penangkapan ini tersebar, massa berkumpul di sejumlah kota untuk melakukan protes besar-besaran. Situasi semakin memanas dan aparat keamanan dikerahkan untuk mengendalikan massa yang marah. Para pendukung Imamoglu, bersama dengan pihak oposisi lainnya, menuduh pemerintah Turki dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa, mencoba merusak integritas pemilu mendatang dengan menyingkirkan salah satu pesaing terkuat Erdogan.
Seorang juru bicara dari Partai Oposisi Republik Rakyat (CHP) menyatakan, “Penangkapan ini adalah serangan langsung terhadap demokrasi dan upaya untuk membungkam suara rakyat. Kami akan terus berjuang untuk keadilan dan kebebasan politik di Turki.” Di sisi lain, hingga saat ini, pemerintah Turki belum memberikan pernyataan resmi mengenai alasan penangkapan Imamoglu, yang semakin memicu spekulasi dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat sipil dan komunitas internasional.
Dampak dari penangkapan ini sangat signifikan. Ketegangan politik yang meningkat dapat mempengaruhi hasil pemilu mendatang dan menimbulkan keraguan terhadap legitimasi proses demokrasi di Turki. Selain itu, situasi ini memicu perhatian internasional, dengan banyak pemimpin dunia yang mengamati perkembangan politik di Turki dengan seksama. Beberapa negara dan organisasi internasional telah menyatakan keprihatinan mereka dan menyerukan agar pemerintah Turki memastikan proses hukum yang adil dan transparan.
Di tengah situasi yang tegang ini, protes terus berlanjut di berbagai kota di Turki. Dukungan internasional mulai mengalir untuk Imamoglu dan para pengunjuk rasa, dengan banyak pihak yang mendesak pemerintah Turki untuk segera memberikan klarifikasi mengenai penangkapan ini. Sementara itu, para pemimpin oposisi dan kelompok masyarakat sipil berusaha untuk menjaga semangat perjuangan dan solidaritas di tengah tekanan politik yang intens.
Hingga saat ini, belum ada perkembangan terbaru mengenai status hukum Imamoglu. Namun, banyak yang percaya bahwa hasil dari situasi ini akan menjadi penentu penting bagi masa depan politik dan demokrasi di Turki. Dengan ketegangan yang terus meningkat, semua mata kini tertuju pada bagaimana pemerintah Turki akan menangani krisis ini dan apakah mereka dapat menjaga stabilitas nasional menjelang pemilu yang semakin dekat.