Radiasi matahari telah ditemukan menyebabkan kerusakan saraf otak pada astronaut, yang berdampak signifikan pada fungsi kognisi dan memori mereka. Penelitian ini, yang melibatkan astronaut dan ilmuwan, dipublikasikan pada 22 Maret 2025. Berfokus pada lingkungan luar angkasa, di mana astronaut terpapar radiasi matahari, temuan ini menggarisbawahi pentingnya memahami risiko kesehatan di luar angkasa. Radiasi matahari, komponen lingkungan luar angkasa yang tidak dapat dihindari, menjadi perhatian utama karena berpotensi mempengaruhi kinerja dan keselamatan astronaut selama misi. Paparan berkepanjangan dapat merusak saraf di otak, mengganggu fungsi kognitif dan memori melalui disfungsi neuron akibat radiasi.
Penelitian ini dimulai dengan observasi efek radiasi pada astronaut. Setelah melalui serangkaian studi, ditemukan bahwa paparan radiasi dalam jangka waktu lama merusak fungsi saraf otak. Melihat hasil yang mengkhawatirkan ini, ilmuwan mulai meneliti cara-cara untuk melindungi astronaut dari bahaya tersebut. “Kami menyadari bahwa radiasi matahari memiliki dampak yang lebih besar dari yang kami duga sebelumnya,” kata Dr. Amanda Lewis, salah satu ilmuwan utama dalam penelitian ini. “Langkah berikutnya adalah mencari solusi perlindungan yang efektif.”
Dampak dari temuan ini sangat luas. Kesehatan fisik dan mental astronaut terancam, yang berarti pengembangan teknologi perlindungan yang lebih baik menjadi keharusan untuk misi luar angkasa di masa depan. Selain itu, temuan ini dapat mempengaruhi perencanaan misi jangka panjang, seperti perjalanan ke Mars. Badan antariksa yang mengirim astronaut ke luar angkasa, ilmuwan dan peneliti di bidang kesehatan dan teknologi antariksa, serta pembuat kebijakan dan perencana misi kini harus mempertimbangkan ulang pendekatan mereka terhadap keselamatan astronaut.
Dr. Lewis menekankan perlunya pengembangan teknologi baru. “Kami perlu berinvestasi dalam teknologi yang dapat meminimalkan paparan radiasi, mungkin dengan material baru atau desain pesawat ruang angkasa yang lebih baik,” tambahnya. Saat ini, penelitian masih berlanjut dengan fokus pada pengembangan solusi untuk melindungi astronaut dari bahaya radiasi matahari. Beberapa pendekatan yang sedang dieksplorasi termasuk penggunaan material pelindung baru dan teknologi perisai elektromagnetik.
Temuan ini juga membuka diskusi lebih luas tentang kesehatan astronaut dalam misi luar angkasa jangka panjang. Dengan adanya ancaman ini, ada dorongan baru untuk mengembangkan strategi mitigasi yang lebih baik dan praktik terbaik untuk menjaga kesejahteraan astronaut. Informasi tambahan dari penelitian ini akan terus dipantau oleh badan antariksa dan komunitas ilmiah, dengan harapan dapat menemukan cara efektif untuk melindungi astronaut dari dampak buruk radiasi matahari. Penelitian yang berkelanjutan akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa misi luar angkasa masa depan dapat dilakukan dengan aman dan efektif.